Kamis, 04 September 2008

sharing ttg hamil spy anak cerdas

Kombinasi Gizi dan Musik Pacu Kecerdasan

Dok, saya sudah menikah dan punya seorang anak. Saya ingin hamil lagi. Akhir-akhir ini, saya dengar bahwa musik karya Mozart dapat mencerdaskan janin. Apa betul, Dok? Apa yang harus saya lakukan? Lagu yang mana (lagunya kan ratusan)? Mulai kapan? Berapa lama?

Ny Ita, Surabaya

---

Meskipun di internet dan banyak pakar masih meragukan, bahkan ada yang mencibir, temuan-temuan terakhir sangat mendukung manfaat karya Mozart dalam meningkatkan kecerdasan janin. Kecerdasan menurut sarjana H Gardner, penemu teori Multiple Intelligences, adalah potensi biopsikososial untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan satu karya yang berhubungan dengan saraf (otak).

Kecerdasan pada dasarnya tidak tunggal. Minimal, ada delapan jenis kecerdasan yang diusulkan Gardner. Yaitu, logikomatematikal, linguistik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, spasial, seni olah tubuh, dan spiritual.

Seperti diketahui, struktur otak sangat dipengaruhi oleh rangsangan yang masuk melalui indera (neural plasticity). Suara merupakan rangsangan yang paling mudah diterima otak dan bisa memberikan energi sel-sel otak. Kombinasi suara yang paling harmonis adalah musik. Musik yang mempunyai frekuensi 5.000-8.000 Hz dengan ketukan 60-80 kali/menit, minim nada minor, dan dimainkan dengan biola bersama secara urut dalam durasi tertentu bisa menghasilkan efek luar biasa.

Kriteria itu kita dapatkan pada musik klasik. Terutama, karya Mozart. Namun, di antara 626 karya Mozart hanya sekitar 11-14 karya yang memenuhi kriteria tersebut. Beberapa pakar musik telah memproduksi urutan lagu karya Mozart. Misalnya, Don Cambell, Thomas Verny, dan Penny Bennet.

Berdasar penelitian kami, urutan lagu terbaik untuk menghasilkan sel neuron tikus baru lahir terbanyak didapatkan pada urutan yang kami susun sendiri. Urutan lagu pertama K265 dan lagu ke-11 K63. Kombinasi paparan lagu Mozart dengan urutan tertentu berlangsung 60 menit (tidak perlu 24 jam), diberikan malam, dan ditempelkan di perut ibu (yang mendengarkan bayi dalam kandungan, bukan ibunya). Volume diatur supaya ibu hanya mendengar suara secara lamat-lamat), mulai minggu ke-20 (bukan sejak awal kehamilan). Pemberian nutrisi yang seimbang plus DHA dapat mengurangi secara bermakna pengaruh keturunan terhadap kecerdasan.

Jadi, premis yang diusulkan dari berbagai penelitian adalah kecerdasan bayi baru lahir, secara sederhana dipengaruhi oleh fakor keturunan, nutrisi, dan musik. Hal itu termasuk salah satu upaya pengayaan lingkungan saat hamil. Kondisi tersebut merupakan salah satu hak janin (yang terabaikan) yang harus diberikan orang tua.

Saatnya kita mulai memberikan yang terbaik untuk generasi mendatang. Periksa kehamilan dengan 5 T (timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi rahim, pemberian tablet Fe, dan imunisasi TT). Sekadar vitamin dan 4 sehat 5 sempurna tidak mencukupi. Tambahkan juga DHA, rangsangan musik, permainan, dan bicara kepada bayi dalam kandungan. (*)

Dr dr Hermanto SpOG(K)

tips melatih otak

Cara Simpel Melatih Otak

LATIHAN otak sama penting dengan olahraga fisik. Terlebih jika usia semakin bertambah. Mesin otak harus sering dilatih supaya ketajamannya tetap terjaga.

Menurut pakar dari Cleveland Clinic, melatih otak sejatinya mudah. Bisa dicoba dengan bermain puzzle atau membangun sesuatu. Biasakan mencatat untuk mengingat agenda kegiatan.

Bila tengah mempelajari sesuatu, pastikan Anda benar-benar mengerti. Curahkan semua perhatian dan fokuskan semua indra untuk mendapatkan pemahaman yang baik.

Letakkan benda-benda di tempat yang sama. Hal itu akan membantu otak untuk mengingat. Banyak-banyak berinteraksi sosial, cukup istirahat, dan olahraga. Redakan stres jika memungkinkan.

info dan tips diet stlh melahirkan

Jalan Pagi Pilihan Terbaik

SELAIN mengatur pola makan, menurunkan berat badan setelah melahirkan harus ditunjang dengan olahraga. Dokter Indra Tjahjono SpRM dari RS Spesialis Husada Utama Surabaya mengatakan, latihan seperti itu bisa dimulai setelah ibu cukup kuat beraktivitas fisik. Setidaknya, sepekan setelah melahirkan.

"Baik yang melahirkan biasa maupun caesar bisa langsung berolahraga," tutur spesialis rehabilitasi medik itu. Namun, jika kondisi belum begitu fit, sebaiknya lakukan olahraga ringan. Misalnya, berjalan kaki. Pelaksanaannya sebaiknya jangan ngoyo alias semampunya. "Kalau mampu sepuluh menit ya sepuluh menit. Bila sudah lebih kuat, intensitas dinaikkan sedikit demi sedikit," jelas Indra. Selanjutnya, secara konstan olahraga dilakukan sekali hingga dua kali sehari.

Olahraga yang terlalu ritmik, misalnya high impact aerobic, tutur Indra, belum boleh dilakukan. Sebab, aktivitas fisik yang terlalu berat dan meloncat-loncat berisiko perdarahan. "Olahraga lebih berat bisa dipilih setelah masa nifas," katanya.

Sebagai sarana pembakar kalori tubuh, lanjut dia, berjalan kaki menjadi pilihan olahraga terbaik. Pasalnya, 40 persen otot tubuh terletak di kaki. Padahal, sebagian kalori disimpan di otot. Dengan alasan tersebut, memperbanyak jalan akan membakar lebih banyak kalori. Setidaknya, berjalan pagi selama 30 menit sukses mengenyahkan 100-150 kalori. Pilihan lainnya aerobik. Namun, seperti yang telah dikatakan, lakukan aerobik ringan.

Alih-alih membakar kalori dan menurunkan berat badan, olahraga memang sangat dianjurkan untuk ibu setelah bersalin. Selain menggerakkan sendi-sendi yang kaku lantaran terlalu lama berbaring, olahraga kembali menguatkan otot panggul, dasar panggul, paha, hingga mengencangkan otot perut yang mengendur.

Olahraga juga memicu aktivitas jantung sehingga pernapasan lebih baik. "Bahkan, latihan membantu meningkatkan produksi ASI," ucapnya.

info dan tips ttg langsing stlh melahirkan

Langsing Setelah Bersalin
Bangun Malam, Jangan Ngemil Manis



SETELAH melahirkan, tubuh ibu tak kembali langsing. Tubuh melebar dengan kerutan di sana-sini. Pemandangan yang tidak menyenangkan. Bisakah kembali ke berat badan awal?

Normalnya, setelah melahirkan, berat badan ibu akan kembali ke berat badan sebelum hamil. Hanya, proses tersebut berlangsung bertahap, tidak bisa didapat dalam waktu singkat. Meski begitu, sebaiknya untuk 6 bulan pertama, ibu tidak terburu-buru menurunkan berat badan.

Luhur Ngudi Setyaningrum, ahli gizi dari RSU Haji Surabaya mengatakan, masa enam bulan pertama adalah momen pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif. Pada saat itu, ibu justru harus memperbanyak asupan nutrisi. Baik kuantitas maupun kualitasnya.

Suplai gizi itu, selain digunakan sebagai bahan produksi ASI juga bermanfaat memperbaiki kondisi tubuh ibu pasca melahirkan. Mengurangi suplai makanan berakibat pada minimnya produksi air susu. Itu artinya, si buah hati yang menjadi taruhannya. ''Ibu pun belum pulih betul, banyak jaringan yang harus diperbaiki. Untuk perbaikan itu amunisinya didapatkan dari makanan,'' ujar Luhur.

Pemenuhan kebutuhan saat menyusui, lanjut dia, harus memenuhi kriteria gizi seimbang. Terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mengingat ibu membutuhkan banyak energi saat menyusui, maka makanan yang dikonsumsi harus tinggi kalori dan protein. ''Setidaknya ibu membutuhkan total 2.600-2.900 kalori per hari,'' tegasnya. Total kalori itu dapat didistribusikan dalam tiga kali makan berat, diselingi snack tinggi zat gizi. ''Contoh snacknya, macaroni schotel atau pastel tutup,'' jelas perempuan 36 tahun itu.

Setelah enam bulan pertama dilewati, ibu baru boleh menurunkan berat badan. Ketika itu, bayi sudah mendapat makanan tambahan dan tak sepenuhnya bergantung ASI. Tetap harus diingat, diet ada aturan mainnya. Jangan langsung main hajar sehingga berat badan turun drastis. Cara ini, risikonya berat badan naik lagi.

Nah, untuk menurunkan berat badan, cara yang baik bukan menghindari makanan. Namun, memperbaiki pola makan. Pengurangan makanan 500 kalori setiap hari akan menurunkan berat badan 2 kg dalam sebulan. Selain itu, untuk mendapatkan hasil optimal harus ditambahkan olahraga.

Rr Harudiyati, ahli gizi dari RSU dr Soetomo Surabaya menambahkan, penurunan berat badan dengan mengurangi makanan berlemak serta yang berasa manis. ''Jangan lupa memperbanyak konsumsi air putih dan serat untuk membantu kelancaran pencernaan,'' jelasnya.

Ditambahkan Haru, sejatinya tanpa melakukan diet pun seorang ibu bisa mendapatkan berat badannya semula. Kegiatan menyusui serta mengurus bayi menjadi aktivitas yang menguras energi. Kalaupun masih ada yang kesulitan menurunkan berat badan, ada kemungkinan lain. ''Bisa jadi, ketika bangun malam untuk menyusui bayi, si ibu ngemil makanan manis. Ini sekaligus menimbun lemak,'' kata perempuan 45 tahun ini.

Kemungkinan lain, sejak hamil ibu sudah mengalami obesitas. Nah, begitu melahirkan, berat badan ibu lebih susah untuk diturunkan.

info ttg imunisasi

Sukses Imunisasi Minim Panik

IMUNISASI dibutuhkan bayi dan anak-anak. Sayangnya, saat penyuntikan, orang tua tak jarang menjadi panik. Padahal, kondisi demikian akan memengaruhi kenyamanan si kecil.

Saran dari U.S. National Library of Medicine menyebut, orang tua harus tenang. Sebisa mungkin, ayah atau bunda mampu menenangkan dan memberi kenyamanan pada si mungil.

Saat itu, bicaralah dengan lembut. Bila ibu atau pengasuh terlihat resah, anak akan terpengaruh. Pangku dan hadapkan anak kepada sang ibu. Peluk erat, tapi tetap nyaman saat proses imunisasi.

Pecahkan perhatian si mungil dengan mengajaknya bermain. Untuk bayi yang masih sangat muda, berikan sedikit gula pada lidah atau dotnya.

info dan tips puasa u/ penderita kencing manis

DM Puasa, Mungkin Perlu Ganti Obat

KUNJUNGAN pasien diabetes melitus (DM) melonjak di awal Ramadan. Itu terjadi di sebuah rumah sakit di Slotervaart, daerah pinggiran Amsterdam, Belanda. Kawasan tersebut memang dihuni banyak muslim.

''Unit diabetes di sini menangani 1.400 pasien. Setengahnya imigran. Sebanyak 60 persen di antara mereka berasal dari Maroko. Sisanya dari Turki dan Suriname,'' ujar Eelco Meesters, kepala unit diabetes. ''Biasanya, pasien datang untuk mengganti obat-obatan. Tapi, ada juga yang datang untuk berkonsultasi,'' imbuh Fatima Malki, perawat di rumah sakit tersebut. Setiap pasien DM (diabetesi) menginginkan terapi supaya tetap bisa menjalankan ibadah puasa.

Untuk itu, mereka dibekali dengan beberapa dosis insulin. Pasien lalu diminta datang kembali ke klinik beberapa hari setelah berpuasa di bulan Ramadan untuk mengevaluasi dosis yang telah diberikan. ''Kami juga menyarankan pasien berolahraga ringan atau berjalan kaki setelah berbuka puasa,'' imbuh Maliki.

Sebagian besar diabetesi disarankan tidak berpuasa. ''Tapi, kebanyakan mereka nekat melaksanaan ibadah di bulan Ramadan,'' kata Malki. ''Padahal, kami juga telah menjelaskan di dalam Alquran disebutkan keringanan bagi orang-orang yang sakit untuk tidak berpuasa,'' urai Malki yang keturunan Maroko.

Karena itu, Malki mengorganisasi imam masjid untuk menyosialisasikan pengecualian tersebut. ''Tugas para imam untuk menyebarkan informasi ini sebaik-baiknya,'' tambah Malki.

Lamfeidal el-Bouazzati, 60, misalnya. Perempuan diabetesi asal Maroko itu sudah dua tahun mampu menjalankan puasa Ramadan. ''Harapan saya, tahun ini saya tetap bisa menjalankan ibadah puasa seperti yang lain,'' katanya.

info ttg sperma

Kursi Panas Merusak Sperma

Menurut penelitian terkini, pria yang terlampau sering terpapar panas kursi mobil perlu waspada. Hal itu berisiko meminimalkan kesempatan mereka menjadi ayah. Sebab, ada kemungkinan benih sperma rusak oleh panas.

tips olahraga saat puasa

Kurangi Jam Berolahraga

MENJALANKAN ibadah puasa bukan berarti berhenti berolahraga. Aktivitas fisik tersebut tetap harus dijalankan supaya tubuh tetap bugar dan prima.

Namun, karena hampir seharian tubuh tak mendapatkan asupan makanan dan minuman, pilih olahraga ringan yang tidak menguras tenaga.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah aerobik jenis low-impact. ''Meski gerakannya mudah dan ringan, aerobik ini ampuh membuat tubuh bugar,'' ujar Ismawardi, gym manager Atlas Sports Club.

Olahraga sebaiknya dilakukan menjelang waktu berbuka dan di ruang tertutup. Harapannya, tubuh tidak terlalu banyak terkena sengatan sinar matahari. Sebab, suhu yang panas membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Badan pun terasa semakin lemas.

Porsi latihan sebaiknya dikurangi 50 persen dari biasanya. Misalnya, yang biasanya dua jam latihan menjadi satu jam. Maklum, tenaga yang dihimpun tidak sebanyak hari biasa. Tenaga harus disisakan untuk aktivitas lain.

Menurut Ismawardi, berolahraga terlalu berat hendaknya dihindari. Sebab, hal itu akan menguras energi sehingga membuat puasa tak optimal. Dia juga mengingatkan agar tak lupa melakukan pemanasan sebelum aerobik. ''Ini wajib supaya tubuh tidak cedera saat berlatih,'' tutur pria yang juga personal trainer tersebut.

info ttg diet

Diet Perbaiki Penampilan
Metode Beragam, Waspadai Efeknya


BANYAK cara menurunkan berat badan. Apalagi, belakangan makin beragam diet (pengaturan pola makan) yang bertujuan pelangsingan. Mulai diet Atkins hingga diet South Beach.

Andriyanto SH MKes dari Akademi Gizi Surabaya mengatakan, sebenarnya diet yang tepat adalah penerapan pola makan untuk membantu penyembuhan dari kondisi tertentu. Tapi, pada akhirnya, banyak orang tertarik menerapkan diet demi memperbaiki penampilan fisik. ''Ini yang masih salah kaprah,'' ujarnya.

Karena itu, sebelum menerapkan metode diet, dia menyarankan untuk mengetahui dampaknya terhadap kesehatan. Mengapa begitu? Sebab, mereka umumnya menerapkan pola makan tak seimbang. Mereka mengonsumsi satu makanan tertentu dan mengurangi makanan yang lain. Akibatnya, suplai bahan makanan ke tubuh berkurang. ''Pengurangan ini justru memunculkan masalah kesehatan baru,'' kata ketua Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) Jatim itu.

Dia menegaskan, sebaik-baiknya menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi porsi makan. Bukan menghindari makanan. Berikut beberapa jenis pilihan metode diet.

Diet Atkins

Diet yang diluncurkan Dr Robert C. Atkins tersebut menerapkan pola makan rendah karbohidrat, tinggi protein. Atkins mengatakan, dengan meningkatkan konsumsi protein tanpa karbohidrat selama dua minggu pertama, tubuh akan membangun ketosis. Yaitu, keadaan ketika tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar. Setelah dua minggu, baru diperbolehkan mengonsumsi karbohidrat, dengan porsi sangat sedikit. Karena yang dihindari karbohidrat, segala bentuk karbohidrat harus disingkirkan. Mulai beras, roti, mi, beras merah, maupun jagung.

''Diet ini menuai pro-kontra. Ketakutan utama, makanan tinggi protein sering tinggi kadar lemak jenuh,'' jelas Andriyanto. Kadar kalsium pun turun yang berisiko mencetuskan osteoporosis. Begitu juga orang dengan gangguan liver dan ginjal. Risikonya, stres tidak semestinya akibat tubuh mencoba menghilangkan keton. Ahli-ahli lain mengamati, diet itu menimbulkan masalah konstipasi, usus besar, ginjal, atau naiknya kadar kolesterol.

Diet Detox

Dicetuskan Dr Paula Baillie Hamilton. Diet itu didasarkan atas kecemasan terhadap bahan-bahan kimia yang ditemukan dalam makanan. Dikhawatirkan, bahan tersebut meracuni sistem tubuh dan membuat tubuh sulit mengontrol berat badan. Untuk mengurangi zat kimia ke dalam tubuh, konsumsi makanan organik. Juga membatasi konsumsi makanan yang telah diproses, terutama yang mengandung zat-zat berbahaya. Misalnya, lemak jenuh serta zat pewarna.

Caranya, mengonsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan herbal selama sebulan penuh. ''Pelaku diet umumnya tidak diperbolehkan konsumsi daging, ikan, karbohidrat sederhana, makanan berlemak, maupun garam,'' jelasnya. Diet begini umumnya sangat rendah kalori sehingga pelakunya akan mengalami penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat. ''Risikonya, nutrisi kurang karena jumlah kalori yang dikurangi terlalu dramatis dan ini kurang baik,'' tegasnya.

Diet South Beach

Pola makan ini dibuat oleh Dr Arthur Agatston. Awalnya, diet itu ditujukan untuk pasien pengidap penyakit kardiovaskuler. Diet tersebut menurunkan berat badan 6 kg dalam waktu dua minggu.

Diet itu menekankan pada pengurangan konsumsi karbohidrat. ''Karena, menurut Agatston, umumnya kelebihan berat badan disebabkan konsumsi karbohidrat berlebihan. Efeknya meningkatkan kadar gula darah,'' papar Andriyanto. Agatston menyarankan pengikutnya untuk menjauhi lemak jenuh dan menyarankan konsumsi lemak tak jenuh tunggal. Misalnya, minyak zaitun dan asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan.

Kekurangan utama, mayoritas makanannya berasal dari daging dan dairy product. Hanya ada sedikit pilihan pada pengidap alergi susu atau vegetarian.

Pada tahap awal, akan terjadi penurunan berat badan cukup signifikan. Tapi, hal tersebut disebabkan hilangnya cairan akibat pembatasan konsumsi karbohidrat. Kondisi itu berisiko naiknya kembali berat badan. Yaitu, saat kembali makan karbohidrat.

info ttg kanker payudara

Petunjuk Kanker, Lihat "Patokan"

KANKER tentu tak diharapkan semua orang. Sebab, penyakit yang menyerang sel itu banyak merenggut jiwa. Dokter Listya Dyah Rihardini, dokter konsultan Pusat Deteksi Dini Kanker Prof Roem Soedoko, mengatakan bahwa kanker harus dideteksi sejak dini agar tidak menjadi semakin parah.

"Kita harus paham gejala-gejala yang menjadi petunjuk kanker," kata Listya. Pasalnya, tidak semua kanker menunjukkan gejala yang sama. Itu bergantung dari lokasi yang diserangnya. Gejala kanker tersebut dirangkum dalam Patokan.

> Perdarahan atau keluarnya lendir yang tidak wajar dari dalam tubuh.

> Alat pencernaan atau perut yang terganggu, termasuk sulit menelan.

> Tumor atau benjolan pada buah dada atau tempat lain.

> Obstipasi (sembelit), terjadinya gangguan buang air besar dan gangguan kencing.

> Koreng atau borok yang tidak sembuh-sembuh.

> Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah semakin besar atau semakin menghitam.

> Nada suara menjadi serak atau ditandai batuk yang tak kunjung sembuh.

tips memilih kosmetik

Cermati Label pada Kemasan Kosmetik
Menjadi Penanda Kandungan Produk


MEMILIH produk perawatan kecantikan tidak boleh sembarangan. Pilihannya harus tepat. Bila ngawur, kesehatan kulit taruhannya. Nah, berkaitan dengan ketepatan pilihan itu, sekarang kita dibantu dengan pelabelan yang tertera pada kemasan produk kecantikan.

Labelnya beragam. Mulai non-comedogenic, fragrance free, hypoallergenic, dermatologist tested, hingga oil free. Ada baiknya istilah tersebut tidak sekadar dibaca. Pahami dan pelajari pengaruhnya terhadap kulit. Menurut dr Debby Susanti, konsultan Miracle Aesthetic Clinic Surabaya, ragam pelabelan merupakan penanda kandungan pada produk.

---

Non-comedogenic

Label itu menandakan produk kosmetik tidak mengandung bahan yang memicu munculnya komedo. ''Komedo muncul lantaran sumbatan pada pori-pori,'' jelasnya. Sumbatan bisa berupa kotoran atau berasal dari bahan kosmetik. Nah, produk kosmetik non-comedogenic ini tidak mengandung bahan-bahan itu.

Semua jenis kulit sah-sah saja mengaplikasikan produk ini. Tetapi, mereka yang memiliki pori-pori besar dan kulit berminyak lebih cocok menggunakannya. ''Sebab, pori-pori besar lebih mudah dimasuki kotoran dan mudah berjerawat,'' ujar Debby.

Hypoallergenic

Tanda ini untuk menunjukkan produk kosmetik tersebut sedikit mengandung atau bahkan tidak mengandung sama sekali bahan-bahan penyulut alergi. Dijelaskan Debby, beberapa bahan kosmetik memang menimbulkan masalah pada kulit sensitif.

Beberapa tanda alergi, antara lain, muncul rasa gatal, merah, dan bengkak. Penyebab masalah itu bisa berasal dari pewangi, pewarna, ataupun pengawet yang terkandung di dalam kosmetik. Pada produk hypoallergenic, porsi ketiga bahan tersebut dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

Free Fragrance

Menurut Debby, kosmetik dengan label tersebut berarti tidak mengandung pewangi. Sama halnya dengan produk hypoallergenic, maka kosmetik free fragrance juga untuk meminimalkan risiko alergi akibat pewangi. ''Pada mereka yang sensitif, bahan pewangi memungkinkan iritasi kulit,'' ujarnya. Produk-produk dengan label ini biasanya berupa produk bedak, pembersih muka, dan cleansing milk (susu pembersih).

Dermatologist Tested

Label ini, maksudnya, kosmetik telah diuji oleh ahli kulit dan kecantikan. Bila telah tertera tanda tersebut, kosmetik atau produk perawatan telah jelas kandungannya.

Oil Free

Produk dengan label itu tanpa kandungan minyak. Sebagai gantinya, digunakan bahan dasar air. ''Karena bebas minyak, maka produk dengan label oil free tak akan membuat kulit lebih berminyak. Sehingga, risiko datangnya jerawat bisa dihindari,'' tegasnya.

info ttg obesitas

Hindarkan Obesitas, Seimbangkan Makanan dan Aktivitas

Obesitas yang dialami Marlena itu seharusnya bisa dihindarkan dengan menerapkan pola makan yang tepat. Memang, diet yang terlalu ketat bisa mengakibatkan masalah kesehatan. Tubuh jadi kekurangan energi. Namun, mengonsumsi makanan tanpa kontrol juga tak kalah bahaya.

Disebut obesitas jika berat badan orang itu 20 persen lebih banyak dibandingkan kisaran angka normal. Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok. Yaitu, kelebihan berat badan ringan (20-40 persen), kelebihan berat badan sedang (41-100 persen), kelebihan berat badan berat (lebih dari 100 persen).

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor. Pertama, genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tapi, anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, namun juga makanan dan kebiasaan gaya hidup yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seri sulit memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

Kedua, faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas. Namun, lingkungan seseorang juga memegang peran cukup berarti. Lingkungan termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya, yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu tidak bisa mengubah pola genetik. Tapi, mereka bisa mengubah pola makan dan aktivitasnya.

Ketiga, faktor psikis. Yang ada dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Kegemukan yang ditimbulkan tak hanya berdampak pada penurunan nilai estetika penampilan. Kegemukan yang berhubungan dengan sindrom metabolisme itu juga bisa menjadi sumber berbagai penyakit. Misalnya, diabetes, hipertensi, kolesterol, dan peningkatan trigliserida.

Kondisi itulah yang menyebabkan orang terkena serangan jantung. Beberapa gejala seseorang terkena sindrom metabolisme tersebut adalah lingkar pinggang yang mencapai lebih dari 80 cm dan tekanan darah tinggi.

Obesitas terjadi karena asupan makanan yang berlebihan dan tidak diimbangi aktivitas. ''Kegemukan akan memengaruhi mobilisasi seseorang,'' kata Prof Dr dr Rochmad Romdoni, ahli penyakit dalam (internist), dokter yang menangani sakit jantung Marlena.

Tubuh dengan bobot jauh di atas normal mengakibatkan seseorang sulit bergerak. Bahkan, bisa saja kakinya tidak bisa menopang badan. Sebab, bentuk badan sudah tidak proporsional. Jika itu yang terjadi, bukan hanya masalah fleksibilitas gerak yang akan dialami, tapi juga akan timbul penyakit-penyakit lain. ''Bisa stroke dan jantung koroner,'' ungkapnya.

Jika seseorang sudah mengalami obesitas, jalan keluarnya adalah diet ketat. ''Itu memang sulit karena penderita pasti susah mengontrol makanan,'' ujarnya.

Tapi, hal tersebut harus dilakukan. Sebenarnya bisa dibantu dengan mengonsumsi obat. Tapi, obat-obatan tersebut hanya bersifat sementara. ''Meski beratnya berhasil berkurang, kalau pola makan tidak dijaga, kegemukan akan terjadi lagi,'' tegasnya.

Romdoni menyarankan, sebelum muncul penyakit yang dipicu oleh kegemukan, pola makan sangat penting untuk dijaga. Usahakan asupan makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas tubuh seimbang. ''Seimbang ya, bukan berlebihan,'' katanya.

Romdoni menuturkan pentingnya olahraga secara teratur. ''Olahraga membuat kesehatan terjaga. Kurangilah makanan berlemak. Untuk usia 50-an ke atas, sebaiknya hindari makanan bergula,'' ujarnya.

info ttg obesitas

Hindarkan Obesitas, Seimbangkan Makanan dan Aktivitas

Obesitas yang dialami Marlena itu seharusnya bisa dihindarkan dengan menerapkan pola makan yang tepat. Memang, diet yang terlalu ketat bisa mengakibatkan masalah kesehatan. Tubuh jadi kekurangan energi. Namun, mengonsumsi makanan tanpa kontrol juga tak kalah bahaya.

Disebut obesitas jika berat badan orang itu 20 persen lebih banyak dibandingkan kisaran angka normal. Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok. Yaitu, kelebihan berat badan ringan (20-40 persen), kelebihan berat badan sedang (41-100 persen), kelebihan berat badan berat (lebih dari 100 persen).

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor. Pertama, genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tapi, anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, namun juga makanan dan kebiasaan gaya hidup yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seri sulit memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.

Kedua, faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas. Namun, lingkungan seseorang juga memegang peran cukup berarti. Lingkungan termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya, yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu tidak bisa mengubah pola genetik. Tapi, mereka bisa mengubah pola makan dan aktivitasnya.

Ketiga, faktor psikis. Yang ada dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Kegemukan yang ditimbulkan tak hanya berdampak pada penurunan nilai estetika penampilan. Kegemukan yang berhubungan dengan sindrom metabolisme itu juga bisa menjadi sumber berbagai penyakit. Misalnya, diabetes, hipertensi, kolesterol, dan peningkatan trigliserida.

Kondisi itulah yang menyebabkan orang terkena serangan jantung. Beberapa gejala seseorang terkena sindrom metabolisme tersebut adalah lingkar pinggang yang mencapai lebih dari 80 cm dan tekanan darah tinggi.

Obesitas terjadi karena asupan makanan yang berlebihan dan tidak diimbangi aktivitas. ''Kegemukan akan memengaruhi mobilisasi seseorang,'' kata Prof Dr dr Rochmad Romdoni, ahli penyakit dalam (internist), dokter yang menangani sakit jantung Marlena.

Tubuh dengan bobot jauh di atas normal mengakibatkan seseorang sulit bergerak. Bahkan, bisa saja kakinya tidak bisa menopang badan. Sebab, bentuk badan sudah tidak proporsional. Jika itu yang terjadi, bukan hanya masalah fleksibilitas gerak yang akan dialami, tapi juga akan timbul penyakit-penyakit lain. ''Bisa stroke dan jantung koroner,'' ungkapnya.

Jika seseorang sudah mengalami obesitas, jalan keluarnya adalah diet ketat. ''Itu memang sulit karena penderita pasti susah mengontrol makanan,'' ujarnya.

Tapi, hal tersebut harus dilakukan. Sebenarnya bisa dibantu dengan mengonsumsi obat. Tapi, obat-obatan tersebut hanya bersifat sementara. ''Meski beratnya berhasil berkurang, kalau pola makan tidak dijaga, kegemukan akan terjadi lagi,'' tegasnya.

Romdoni menyarankan, sebelum muncul penyakit yang dipicu oleh kegemukan, pola makan sangat penting untuk dijaga. Usahakan asupan makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas tubuh seimbang. ''Seimbang ya, bukan berlebihan,'' katanya.

Romdoni menuturkan pentingnya olahraga secara teratur. ''Olahraga membuat kesehatan terjaga. Kurangilah makanan berlemak. Untuk usia 50-an ke atas, sebaiknya hindari makanan bergula,'' ujarnya.

sharing kesehatan

Jari Kesemutan-Leher Nyeri Pertanda Apa?

Dokter Indra yang terhormat, salam kenal. Saya seorang pria berusia 50 tahun. Sudah dua bulan ini, semua jari tangan sebelah kanan saya terasa kesemutan. Leher serta bahu kanan juga sakit. Kalau bahu saya gerak-gerakkan, kesemutan semakin meningkat. Sejak empat bulan yang lalu hingga sekarang, saya olahraga fitness menggunakan beban di tangan. Sakit apa ya, Dok, saya ini? Terima kasih banyak, Dok, atas jawabannya.

Didik Suharyanto, Sidoarjo

Jawaban:

Salam kenal juga Bapak Didik. Kesemutan merupakan tanda awal adanya gangguan pada tubuh kita. Banyak penyebab kesemutan. Di antaranya trauma pada saraf, tertekannya saraf/pembuluh darah, penjepitan saraf, neuropati, kencing manis, stroke, hipotiroid, serta posisi yang tidak benar.

Untuk membedakan penyebab kesemutan, diperlukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Kalau membaca keluhan Bapak, kesemutan pada kelima jari serta nyeri leher dan bahu adalah tanda penurunan suplai saraf atau pembuluh darah yang ke arah jari-jari tangan kanan.

Pengaruh latihan penguatan otot pada tempat fitness yang Bapak lakukan akan memperbesar otot-otot daerah bahu. Pembesaran otot-otot ini akan mempersempit rongga-rongga yang dilewati saraf atau pembuluh darah yang akhirnya mengakibatkan timbulnya kesemutan.

Penyakit yang Bapak derita disebut Thoracic Outlet Syndrome. Penyebab yang tersering adalah kelainan anatomi daerah bahu; kelainan postur, terutama daerah bahu; trauma karena mengangkat tali tas pada bahu; gerakan berulang-ulang pada bahu; obesitas; dan kehamilan.

Untuk memastikan penyakit tersebut, dibutuhkan pemeriksaan fisik. Bila tidak jelas dalam pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan tambahan, yaitu X Ray, EMG, dan MRI. Dengan pemeriksaan itu, bisa diketahui apakah Bapak mengalami pengapuran atau tidak.

Untuk mengurangi keluhan, Bapak perlu melakukan latihan luas gerak sendi, latihan postur, latihan relaksasi, dan minum obat-obatan. Untuk mendapatkan latihan yang benar, Bapak perlu berkunjung ke rumah sakit terdekat yang mempunyai fasilitas rehabilitasi medik. Mudah-mudahan bisa membantu Bapak. (*)

dr Indra Tjahjono SpRM

Spesialis Rehab Medik

info tentang puasa

Puasa Tak Ada Batas Usia

Memasuki usia evergreen, mau tak mau organ tubuh mengalami degenerasi fungsi. Kondisi tubuh yang sering tidak prima membuat penyakit terasa mudah mampir. Berdasar kondisi tersebut, apakah seseorang diperkenankan untuk tidak menjalankan ibadah puasa?

Menurut Pjs Rektor IAIN Sunan Ampel Prof Dr H N. Ridwan Nasir MA, tidak ada batas usia yang pasti terkait dengan kewajiban puasa Ramadan. Semua bergantung kondisi fisik tiap pribadi.

''Jika seorang yang sudah tua, katakanlah berusia di atas 60 tahun, dan merasa tidak kuat berpuasa atau dalam kondisi sakit-sakitan, dia diperbolehkan meninggalkan puasa,'' jelasnya.

Bila dipaksa berpuasa dalam kondisi tidak memungkinkan, kata dia, itu hanya akan membawa mudarat, yaitu membahayakan diri sendiri. ''Dengan kondisi yang menciptakan mudarat, puasa boleh tidak dilakukan,'' katanya.

Tidak puasa bukan lantas bebas begitu saja. Jika tubuh masih kuat, kata Ridwan, seseorang harus mengganti puasa yang ditinggalkan pada waktu mendatang. Jika merasa tak mampu, baru diizinkan mengganti dengan membayar fidyah berupa makanan pokok kepada fakir misikin. ''Fidyah itu juga bisa diganti uang sebesar harga makanan pokok yang kalau di sini berarti beras,'' jelasnya. ''Bagi mereka yang tidak mungkin mengganti puasa, membayar fidyah wajib dilakukan semampunya,'' ujarnya.

Sebetulnya, kata Ridwan, usia lanjut bukan merupakan sebuah pembenaran untuk meninggalkan puasa. Jika kondisi sehat, kewajiban menahan lapar itu tetap harus dijalankan.

Beberapa hal yang bisa dipertimbangkan agar kondisi tetap fit selama puasa adalah menjaga asupan kalori. Pemenuhan kebutuhan kalori antara puasa dan tidak sama besar jumlahnya.

Jenis makanan yang dikonsumsi juga harus seimbang. Pilihan yang baik adalah makanan yang lama dicerna. Yaitu yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat. Misalnya, sayur dan buah. Makanan itu baik dikonsumsi saat sahur. Saat sahur, sebaiknya membatasi konsumsi makanan yang lebih cepat dicerna berupa karbohidrat sederhana seperti gula.

Berdasar sejumlah penelitian, puasa lebih banyak berpengaruh baik bagi kesehatan. Fungsi ginjal orang berusia lanjut yang berpuasa juga tidak terganggu selama asupan cairan terpenuhi.

Dari segi agama, Ridwan menyarankan, jika menjalankan puasa, sebaiknya warga evergreen membatasi aktivitas gerak. Dianjurkan memperbanyak ibadah di rumah. Di antaranya, membaca Alquran dan berzikir. ''Mereka juga bisa memperbanyak beristirahat dengan tidur. Sebab, tidur kala puasa justru berpahala,'' ungkapnya.