Sabtu, 23 Agustus 2008

info sehat

Batasi Konsumsi Air Isotonik
Pilih-Pilih Air Mineral


Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Karena itu, air menjadi komponen utama yang tidak boleh diabaikan. Pemenuhan akan kebutuhan air bisa didapatkan dari mana pun. Selain dari pasokan air minum, bisa dari makanan yang mengandung banyak air.

Berbicara soal air minum, sekarang begitu banyak jenis air minum kemasan yang beredar di pasaran. Mulai air mineral hingga air beroksigen. Perbedaan itu terkadang kurang menjadi perhatian. Sebenarnya, apa yang berbeda?

Menurut Rofiki SST dari Akademi Gizi Surabaya, umumnya, perbedaan tersebut terletak dari kandungan yang ada di dalamnya. Air mineral misalnya. Sesuai dengan namanya, itu merupakan air minum dengan kandungan mineral tertentu. Biasanya, mineral-mineral yang terkandung adalah kalisum, sodium, fluoride, magnesium, dan zat besi.

Macam air mineral masih dibagi lagi. Ada air mineral yang memang sudah mengandung mineral secara alami. Ada juga air minum biasa yang ditambahkan mineral secara sengaja sehingga kandungan mineralnya menjadi lebih banyak (dalam batas yang tidak berbahaya).

Air mineral alami berasal dari sumber air bawah tanah yang tersimpan di antara lapisan bebatuan. Air itu mengandung mineral yang larut dalam air karena perjalanan air dari lapisan hingga ke permukaan bumi. Konsentrasi mineral yang terkandung dalam air sangat bervariasi, bergantung dari lokasi pengambilan.

Konsumsi air mineral bermanfaat meyuplai kembali kebutuhan mineral tubuh yang hilang. Karena itu, air jenis tersebut lebih bermanfaat dikonsumsi oleh mereka dengan aktivitas fisik berat dan banyak kehilangan cairan. Misalnya, olahragawan. "Cairan tubuh yang keluar membuat mineral tubuh ikut terbuang," jelas sarjana sains terapan tersebut. Dengan demikian, mengonsumsi air mineral disarankan untuk mereka sebagai upaya pengganti mineral yang "lari" tadi.

Lantas apa bedanya air mineral dengan air istonik? "Sama saja," tegas Rofiki. Air mineral isotonik merupakan jenis air dengan mineral yang sudah diubah dalam bentuk ion. Nah, ion-ion tersebut disesuaikan seperti ion-ion di dalam tubuh. Selain itu, air isotonik mengandung karbohidrat sederhana seperti glukosa dan fruktosa yang mudah di diserap di dalam usus. Air itu pun baik dikonsumsi sebagai cairan tubuh yang hilang saat berolahaga atau beraktivitas fisik berat.

Mengingat kandungan mineralnya lebih banyak daripada air minum biasa, tak semua orang disarankan mengonsumsinya. Mereka dengan gagal ginjal, misalnya, sebaiknya mengurangi. Konsumsi air bermineral akan memperberat kinerja ginjal. Begitu juga mereka yang tak terlalu banyak beraktivitas fisik. Asupan mineral yang terlalu banyak hanya akan dibuang percuma oleh tubuh.

Bagaimana dengan air beroksigen? Air beroskigen merupakan air dengan kandungan disolved oxygen (DO) atau oksigen terlarut lebih banyak daripada jenis minuman kemasan yang lain. Kadar oksigen yang tinggi membuat air itu sebaiknya langsung dikonsumsi dan tidak terlalu banyak terpapar dengan udara bebas. Bila tidak, kandungan oksigennya akan keluar dan menghilang. Bila itu terjadi, manfaatnya tak lebih seperti air minum pada umumnya. Mengenai manfaat air oksigen, menurut Rofiki, belum ada bukti klinis yang membuktikan manfaat air oksigen terhadap kesehatan. "Kebanyakan yang dipaparkan hanya testimoni, hal itu tidak bisa dijadikan acuan," katanya.

Namun yang pasti, terlalu banyak memasukkan oksigen juga bukan tindakan yang bagus

Tidak ada komentar: