Rabu, 20 Agustus 2008

info

Batita Pelajari Satu Bahasa Saja

Stimulasi dini membantu memaksimalkan kecerdasan anak. Namun, stimulasi tersebut harus dilakukan sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Jika dipaksa, anak bisa tertekan sehingga suasana belajar tidak menarik. Akhirnya, apa yang diajarkan sia-sia.

Untuk melatih si kecil, stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir. Bahkan, sejak janin berusia enam bulan di dalam kandungan. Rajin mengusap perut, mengajak berbicara, atau mendengarkan musik menjadi stimulasi untuk janin.

Saat bayi sudah lahir, pemberian stimulasi bisa setiap hari oleh orang tua atau pengasuh dengan cara bermain yang penuh kasih sayang dan suasana gembira. ''Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita,'' kata Dr Rose Mini SPsi MPsi dalam seminar Bimbing si Kecil Mengembangkan Kecerdasannya bersama PT Mead Johnson Indonesia di Town Square Surabaya, Sabtu (16/8).

Misalnya, ketika memandikan, menggantikan popok, menyusui, menyuapi, menggendong, bermain, dan menjelang tidur. Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain dan kasih sayang sejak lahir secara terus-menerus dan bervariasi akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak. Juga melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak.

Semakin sering, bervariasi, dan berkelanjutan, semakin canggih dan kuat sirkuit yang terbentuk sehingga memacu berbagai aspek kecerdasan anak. Yakni, kecerdasan logika-matematis, emosi, komunikasi bahasa, musikal, gerak (kinestetik), dan seni rupa.

Stimulasi komunikasi bahasa adalah modal atau landasan untuk seluruh stimulasi lain. Dengan alasan itu, untuk batita (balita di bawah tiga tahun), Rose menganjurkan agar anak difokuskan pada satu bahasa ibu saja. "Dengan demikian, anak memahami dengan lebih maksimal," ujarnya.

Tidak ada komentar: